Kata pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmemberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga masih diberi kesempatan dalam menyelesaikan penyusunan
tugas ini.
Tugas ini
untuk diajukan sebagai tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SMKNEGERI 1
PURBALINGGA dengan judul“MAKALAH HUJAN
ASAM”.
Terima
kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Ibu Putri, selaku guru mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam yang telah sabar, membimbing dan memberikan materi demi
lancarnya tugas ini, serta teman- teman yang telah memberi motivasi sehingga
tugas ini dapat menjadi sedemikian rupa.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga
dapat bermanfaat bagi semua warga SMK NEGERI 1 PURBALINGGA. Kami sadar, bahwa
penyusunan tugas ini banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan agar menjadi lebih baik. Sekian dan terima kasih.
WassalamualaikumWr. Wb
Purbalingga, 1 November 2013
Penulis
Katon Gilang Bagaskara
Yanuar Kerissetiawan
ii
Daftar isi
Halaman
judul………………………….....................
i
Kata
pengantar............................................................ ii
Daftar isi........................................................................ iii
Bab 1
PENDAHULUAN............................................... 1
1.1 Latar belekang masalah.............................. 1
1.2 Rumusan masalah......................................... 2
1.3 Tujuan penelitian........................................... 2
1.4 Manfaat penelitian......................................... 2
Bab 2 Isi............................................................................ 3
Bab 3 Penutup………………………………………….… 6
v Kesimpulan............................................................. 8
v Saran.......................................................................... 8
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Dengan semakin meningkatnya ilmu
pengetahun dan teknologi (IPTEK), semakin tinggi pula aktivitas kegiatan
ekonomi manusia, di antaranya dengan semakin pesatnya perkembangan sektor
industri dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis, maka semakin
dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat polutan yang dikeluarkan kegiatan
industri maupun transportasi tersebut. Keberadaan zat-zat polutan di udara ini
tentu akan berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di
udara. Beberapa contoh efek negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menjadi isu-isu global antara lain efek rumah kaca, pemanasan global,
polusi, sampah, dan hujan asam.
Istilah hujan asam pertama kali
digunakan Robert Angus Smith pada tahun 1972. Ia menguraikan tentang keadaan di
Manchester, sebuah kawasan industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ini
pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa terjadinya deposisi asam. Ia
mengatakan bahwa bahan pencemar di udara yang bercampur dengan air hujan
bersenyawa menjadi asam dan menyebabkan kerusakan bangunan dan monumen
bersejarah. Pada dasarnya, air hujan normal memang sudah asam dengan kadar
keasaman antara pH 5,6- 5,0. Keasaman ini dihasilkan ketika karbondioksida dan
materi asam alami lainnya terurai dalam uap air yang bercampur di udara.
Masalah itu masih terjadi hingga
kini dan kita tahu bahwa banyak gas polutan yang menyebabkan pencemaran udara.
Ini termasuk sulfur dioksida yang umumnya dihasilkan oleh pembangkit tenaga
listrik yang menggunakan batubara, dan nitrogen oksida dari kendaraan bermotor
serta bahan bakar fosil yang digunakan oleh industri. Kedua unsur tersebut
bersenyawa di atmosfer dengan air, oksigen, dan oksidan dari senyawa-senyawa
asam lainnya. Persenyawaan ini membentuk semacam lapisan gabungan antara asam
sulfur dan asam nitrat. Cahaya matahari mempercepat laju reaksi proses itu.
Hujan asam menyebabkan peningkatan kadar asam di tanah, danau-danau, sungai
serta menyebabkan kematian pohon. Selain itu asam juga merusak material gedung,
patung-patung dan peninggalan sejarah.
Mengingat begitu besar dampak
yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia dan lingkungan,
maka pada makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana hujan asam terbentuk,
dampak hujan asam terhadap manusia dan lingkungan, serta usaha yang dapat kita
lakukan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya hujan asam.
1
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Ada beberapa rumusan yang ingin
dibahas dalam makalah yang akan membahas tentang hujan asam, antara lain
- Apa yang dimaksud dengan hujan asam?
- Bagaimanakah proses terbentuknya hujan asam?
- Bagaimanakah dampak atau akibat yang ditimbulkan
oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia dan lingkungan?
- Upaya apasajakah yang dapat ditempuh untuk
mengurangi dan menegah terjadinya hujan asam?
1.3 TUJUAN
PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah
yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan beberapa tujuan yang
ingin dicapai, antara lain:
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hujan
asam.
- Untukmengetahui proses terbentuknya hujan asam.
- Untuk mengetahui dampak atau akibat yang
ditimbulkan oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.
- Untuk mengetahui upaya yang dapat ditempuh untuk
mengurangi dan menegah terjadinya hujan asam.
1.4 MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari
penulisan makalah ini adalah memberikan kita pengentahuan dan wawasan mengenai
apa yang dimaksud dengan hujan asam, mengetahui tentang proses terjadinya hujan
asam, dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia dan
lingkungan, dan usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dan mencegah
dampak buruk yang ditimbulkan oleh hujan asam. Pengetahuan ini diharapkan
semoga mampu meningkatkan kesadaran kita untuk menjaga lingkungan serta
mengubah pola hidup untuk mendukung pelestarian lingkungan hidup.
2
Bab ii ISI
A.
PENGERTIAN
Hujan asam adalah
suatu masalah lingkungan yang serius yang harus benar-benar difikirkan oleh
umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya
asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi
bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula
dengan istilah deposisi ( penurunan / pengendapan ) basah dan deposisi kering.
Hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam
lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar
zat-zat tersebut.
Deposisi basah
mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai
tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari
konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air
atau tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan yang
terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam.
Sekitar 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering.
Kemudian angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil,
rumah dan pohon. Ketika hujan turun, partikel asam yang menempel di bangunan
atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang
asam. Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah
melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur
keasaman hujan asam igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika
telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air
hujan tersebut , makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.
Beberapa pengertian
hujan asam yabg lainnya seperti segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6
yang bersifat basa karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut
dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
B.
SUMBER
Ada 3 jenis polutan
utama yang menyebabkan terjadinya hujan asam yaitu sulfur dioksida(SO2),
nitrogen oksida (NOx) dan volatile organic compounds (VOCs) atau zat-zat
organic yang mudah menguap. Sumber dari kandungan sulfur alami diudara sebagian
besar sekitar 25 sampai 30% berasal dari letusan gunungapi seperti di El
Chichon tahun 1982 atau
3
Gunung Pinatubo pada
tahun 1991. Hidrokarbon juga dapat menyebabkan hujan asam, asam karboksilik,
HCOO, dan asam metilkarboksilik, CH3CO, merupakan hasil dari oksidasi emisi
biota laut maupun darat. Selain secara alami gas sulfur juga berasal dari
pembakaran batubara dan berasal dari emisi industri. . Pada tahun 1983
United Nations Environment Programme memperkirakan besarnya sulfur yang
dilepaskan antara 80-288 juta ton tiap tahunnya dan sekitar 69 juta ton
diantaranya berasal dari aktivitas manusia.
Nitrogen oksida (NOr
= NO + NO2) selain berasal dari letusan gunungapi, sumber dari zat ini adalah
dari emisi tanah, kilat, pertukaran gas stratosfer-troposfer, dan pembakaran
biomassa. NO merupakan hasil pembakaran bahan bakar hidrokarbon, baik
bahan bakar fosil maupun dari biomassa. besarnya oksida nitrogen yang
dilepaskan antara 20-90 juta ton tiap tahunnya dari alam dan sekitar 24
juta ton diantaranya berasal dari aktivitas manusia. Amoniak dihasilkan dari
emisi pupuk. Sumber-sumber pencemar ini berasar dari pembuangan asap mesin
(kendaraan bermotor dan stasiun pembangkit energy) dan pembakaran biomassa.
Produksi N2O (termasuk CO2, HNO3, dan CH4) dapat menyebabkan dampak lain yaitu
efek rumah kaca dimana N2O memiliki masa tinggal lebih dari 150 tahun di
atmosfer sebelum terurai.
Adapun beberapa
penyebab terjadinya hujan asam secara umum:
1.
Penyebab alami
Hujan asam secara
alami bisa disebabkan oleh semburan dari sebuah gunung berapi, serta proses
biologis yang bisa terjadi di tanah rawa atau lautan. Hujan asam secara alami
cukup jarang terjadi.
2.
Penyebab manusia
Hujan asam yang
disebabkan oleh manusia merupakan permasalahan lingkungan yang cukup serius.
Aktivitas industri biasanya merupakan kontributor utama terjadinya hujan asam.
Beberapa industri yang cukup sering memberikan dampak hujan asam diantaranya
adalah industri kendaraan bermotor, industri pembangkit listrik, industri
pertanian (amonia). Unsur sulfur dan nitrogen dari proses industri dibawa
terbang ke atmosfer, selanjutnya bereaksi dengan oksigen di udara menyebabkan
sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang akan larut dalam air hujan dan
selanjutnya terdeposit ke tanah
4
C.
PROSES TERJADI HUJAN
ASAM
Hujan asam terjadi melalui skema berikut ini :
- Udara tercemar gas Sulfur Oksida dan Nitrogen
Oksida. Gas-gas ini didominasi oleh asap pabrik, asap kendaraan, kebakaran
hutan, dan lain-lain.
- Gas Sulfur Oksida dan gas Nitrogen Oksida
bereaksi dengan uap air membentuk Asam Sulfat dan Asam Nitrat.
Asam sulfat dan Asam Nitrat
bercampur dengan air hujan membentuk hujan asam.
D.
CARA PENGUKURAN
Hujan asam diukur
menggunakan skala pH, air murni memiliki pH sekitar 7 sedangkan hujan yang
normal bersifat agak asam karena adanya kandungan karbon dioksida yang terlarut
didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5. Pengukuran hujan asam dapat menggunakan
botol, kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut. Dengan menggunakan
indicator pH maka tingkat kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika
ingin mengetahui pengaruh hujan asam pada batuan sesuatu yang dapat dilakukan
adalah menampung air hujan pada botol dengan corong terbalik, kemudian air yang
tertampung diteteskan pada batuan yang diuji. Pengujian dapat dilakukaan pada
batuan beku dan batuan sedimen. Sebagai contoh batuan beku yang diambil untuk
sampel adalah batu andesit sedangkan batu sedimen berupa batu gamping. Sifat
batu granit yang sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan yang asam, batu
tersebut tidak ikut terlarut. Sebaliknya, pada batu gamping yang memiliki sifat
basa, maka batu gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu tersebut
menjadi keruh.
5
E. DAMPAK HUJAN ASAM
Semakin tinggi
tingkat keasaman dari sebuah hujan asam, maka akan semakin buruk dampaknya bagi
lingkungan, diantaranya adalah semakin tingginya konsentrasi logam-logam
tertentu pada daerah yang mengalami hujan asam, karena keasaman akan
mempengaruhi tingkat kelarutan logam-logam yang tersedia. Organisme sulit untuk
tumbuh, seperti sebuah sungai yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi, maka
bisa dipastikan hewan seperti ikan tak akan bisa hidup dengan kondisi pH yang
sangat rendah.
Hujan asam juga
berdampak pada terjadinya korosi yang lebih meningkat. Beberapa material logam
yang terpapar dengan hujan asam secara langsung akan lebih cepat mengalami
korosi atau pengkaratan.
Dampak lain yang mungkin
terjadi karena hujan asam antara lain :
- Mempengaruhi kualitas air bagi biota yang hidup
di dalamnya.
- Merusak tanaman.
- Melarutkan logam-logam berat yang terdapat di
dalam tanah.
- Bersifat korosif.
- Menyebabkan penyakit pernapasan.
- Dapat menyebabkan kelahiran bayi prematur bahkan
kematian.
·
Melarutkan kalsium, potasium dan nutrien lain
yang berada dalam tanah. Akibatnya tanah menjadi kurang subur dan tanaman mati.
·
Menyebabkan pH air turun di bawah normal
sehingga ekosistem air terganggu.
6
F.
CARA MENCEGAH HUJAN ASAM
Hujan asam sebagai
salah satu permasalahan serius terhadap lingkungan perlu diatasi secara
terpadu. Beberapa cara yang telah dilakukan di negara-negara maju adalah dengan
membuat formula peralatan industri yang mampu menetralisir polutan sebelum
sampai ke udara dan bereaksi dengan oksigen di udara. Penggunaan Flue gas
desulfurization (FGD) yang mampu menetralisir belerang sebelum sampai ke udara
merupakan salah satu cara yang cukup populer dilakukan saat ini, di
negera-negara maju seperti Amerika Serikat.
Cara lain yang juga
dapat digunakan untuk mengurangi hujan asam :
·
penghematan energi yang menggunakan hasil
olahan batu bara dan minyak bumi
·
pengontrolan pembakaran batu bara dan minyak bumi
·
bila telah tanah telah menjadi asam,
tambahkan kapur untuk menetralkan kembali pH tanah tersebut
7
Bab iii Penutup
v KESIMPULAN
1.
Hujan asam didefinisikan sebagai
segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH
sedikit di bawah 6) karena karbondioksida di udara yang larut dengan air hujan
memiliki bentuk sebagai asam lemah.
2.
Hujan asam disebabkan oleh
belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen
di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen
oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama
air hujan
3.
Adapun beberapa dampak yang
ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat asam pada danau akan
mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, hujan asam yang larut bersama
nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat
menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan terganggunya kesehatan
manusia.
4.
Usaha untuk mengendalikan
deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat
pencemar, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya pembakaran,
menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi serta penambahan
zat kapur.
v SARAN
Agar pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan
industri maupun umum, untuk bekerja sama dalam menjalankan peraturan yang
berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara agar dapat terlaksana dan
diterapkan dengan baik dan seksama. Dengan penurunan polusi udara, diharapkan
akan mampu mencegah terjadinya hujan asam yang membawa akibat buruk tidak hanya
erhadap lingkungan namun terhadap kelangsungan hidup manusia.
8
DAFTAR
PUSTAKA
http://katongilang.blogspot.com/
google.com