Ada beberapa pendapat tentang kalimat tanya.
1) Kalimat tanya adalah kalimat yang berisi suatu permintaan agar penanya diberi informasi mengenai suatu hal.
2)
Kalimat tanya adalah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh
reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan sesuatu yang
telah diketahui oleh penanya.
3) Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang.
Ciri-ciri kalimat tanya:
1) intonasi yang digunakan adalah intonasi tanya
2) dapat pula mempergunakan partikel tanya –kah, atau apakah, dan
3) sering mempergunakan kata tanya yang dapat digabung dengan partikel –kah.
Kalimat tanya dapat berisi permintaan untuk mendapatkan:
1) Informasi yaitu mendapatkan berita informasi mengenai sesuatu hal.
Contoh :
Siapakah siswa yang mendapatkan beasiswa ke Australia?
2) Klarifikasi yaitu untuk mendapatkan penjelasan sehingga pihak lain menjadi jelas.
Contoh :
Mengapa Anda memilih kuliah di Universitas Negeri Semarang?
3) Konfirmasi yaitu untuk mendapatkan penegasan atau pengesahan dan kepastian.
Contoh :
Menurut orang tua Anda, apakah benar jika Anda akan mendirikan rumah sakit?
3. Ragam atau Jenis Kalimat Tanya
Berikut ini jenis-jenis kaliamat Tanya.
1) Kalimat tanya total
Kalimat tanya yang meminta informasi mengenai seluruh isi pertanyaannya.
Ciri-ciri kalimat tanya total:
a. menggunakan partikel –kah,
Contoh :
Dapat kamu membantuku? (Salah)
Dapatkah kamu membantuku ? (Benar)
2) Kalimat tanya parsial
Kalimat tanya parsial adalah kalimat Tanya yang hanya meminta informasi sebagian dari pertanyaan itu.
Ciri-ciri kalimat tanya parsial adalah mempergunakan kata tanya tertentu. Fungsi tiap kata tanya:
a. Apa berfungsi menanyakan barang atau hal.
Contoh :
Buat apa kamu? (salah)
Apa yang sedang kamu buat? (Benar)
b. Siapa berfungsi menanyakan manusia.
Contoh:
Bahasa Indonesia diajar sapa? (salah)
Siapakah yang mengajar bahasa Indonesia? (benar)
c. Berapa berfungsi menanyakan jumlah.
Contoh:
Berapa harga kamu beli buku bahasa Indonesia? (salah)
Berapakah harga buku bahasa Indonesia ini? (benar)
d. Untuk apa berfungsi menanyakan tujuan.
Contoh:
Kamu sekolah untuk siapa? (salah)
Untuk apa kamu sekolah? (benar)
e. Mengapa/kenapa berfungsi untuk menanyakan sebab terjadinya sesuatu.
Contoh:
Pementasan drama dilaksanakan hari sabtu kenapa? (salah)
Mengapa pementasan drama itu dilaksanakan hari sabtu? (benar)
f. Dengan apa berfungsi menanyakan alat.
Contoh:
Kaleng ini dibuka pake apa ya? (salah)
Dengan apa kamu membuka kaleng buah ini? (benar)
g. Ke berapa berfungsi menanyakan urutan.
Contoh:
Ke berapa anak kamu? (salah)
Kamu anak ke berapa? (benar)
h. Mana berfungsi menanyakan pilihan.
Contoh:
Kamu ke mana? (salah)
Kamu memilih yang mana? (benar)
i. Bagaimana berfungsi menanyakan keadaan atau cara melakukan perbuatan.
Contoh:
Bagaimana keadaan ibumu, Santi? (benar)
j. Di mana berfungsi menanyakan tempat.
Contoh:
Di mana kamu akan melanjutkan sekolah? (benar)
k. Ke mana berfungsi menanyakan arah yang dituju.
Contoh:
Ke mana Adikmu pergi?
l. Dari mana berfungsi menanyakan arah yang ditinggalkan.
Contoh:
Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak ini?
m. Bilamana/kapan berfungsi menanyakan waktu.
Contoh:
Kapan aku bisa mencari uang sendiri?
Analisislah contoh yang salah dan benar pada kalimat tanya parsial di atas!
3) Kalimat tanya retorik
Dalam
kalimat tanya retorik, penanya sama sekali tidak menghendaki jawaban
karena jawabannya sudah jelas dan pasti bagi pendengar atau bahkan
karena terlalu banyak jawaban maka justru tidak terjawab (jawaban tidak
dapat diutarakan).
Pertanyaan retorik semacam ini sering digunakan
orang dalam pidato khotbah, orasi atau percakapan yang tujuannya
bersifat persuasif. Pertanyaan retoris dikemukakan dengan bermacam-macam
maksud sesuai dengan pokok pembicaraan. Pertanyaan retoris bertujuan
untuk member semangat, menggugah hati, memotivasi, member kesadaran, dan
sebagainya terhadap audiens atau pendengar. Selain itu pertanyaan
retorik diajukan dengan tujuan untuk memberi penekanan pada suatu
masalah.
Ciri-ciri pertanyaan retorik:
berbentuk pertanyaan dan penegasan,
a. terkadang menggunakan kata tanya,
b. tidak memerlukan jawaban,
c. orang yang bertanya dan yang ditanya sama-sama mengetahui jawabannya,
Contoh:
a. Apakah semua manusia memerlukan uang?
b. Adakah di antara kalian yang ingin tidak lulus?
c. Mungkinkah saya terbang ke awan?
d. Adakah manusia di dunia ini yang ingin masuk neraka?
4) Kalimat tanya tersamar
Adalah kalimat tanya yang digunakan bukan untuk bertanya. Kalimat tanya tersamar dapat digunakan untuk menyatakan maksud/tujuan:
a. Memohon
Contoh:
KONTEKS
: RISKA ADALAH KETUA OSIS SMK BAHAGIA. IA MENDAPAT TUGAS DARI PEMBINA
OSIS UNTUK MENYELESAIKAN LAPORAN OUTBOND TETAPI KARENA BANYAK DATA YANG
KURANG MAKA IA MEMOHON KEPADA PEMBINA OSIS UNTUK DIBERI PERPANJANGAN
WAKTU PENGUMPULAN LAPORAN TERSEBUT.
Kalimat tanya : Dapatkah Bapak memberi kesempatan kepada saya satu minggu lagi untuk menyelesaikan laporan outbond ini?
Kalimat
tanya tersamar memohon termasuk ujaran direktif, yaitu tindakan ujaran
yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar pendengar melakukan
tindakan yang disebutkan di dalam ujaran itu, antara lain:
1) Menyuruh
2) Memohon
3) Menuntut
4) Menyarankan
5) Menantang
Buatlah kalimat tanya sesuai situasi komunikasi berdasarkan bentuk ujaran di atas?
b. Meminta
KONTEKS
: ANITA BELUM MENGERJAKAN TUGAS BAHASA INDONESIA KARENA TIDAK MEMILIKI
KAMUS BAHASA INDONESIA, MAKA IA MEMINTA DESI UNTUK MENEMANINYA KE
PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
Kalimat tanya : Dapatkah kamu mengantarku ke perpustakaan sekarang?
c. Menyuruh
KONTEKS
: KETIKA MASUK KELAS, IBU SANTI MELIHAT RITA SEDANG MEMBUANG SAMPAH
DITEMPAT SAMPAH YANG SUDAH PENUH ISINYA DAN IBU SANTI MENYURUH RITA
UNTUK MEMBUANG SAMPAH YANG SUDAH PENUH ITU.
Kalimat tanya : Dapatkah kamu membuang tong sampah yang sudah penuh itu?
Kalimat tanya yang memiliki maksud dan tujuan menyuruh tersebut sebenarnya termasuk salah satu bentuk ujaran berikut ini:
1) Kalimat bermodus imperative
Contoh : Buang sampah ini.
2) Performatif eksplisit
Contoh : Saya minta Saudara membuang sampah yang sudah penuh itu.
3) Performatif berpagar
Contoh : Saya sebenarnya mau minta kamu membuang sampah yang sudah penuh itu.
4) Pernyataan keharusan
Contoh : Kamu harus membuang sampah yang sudah penuh itu.
5) Pernyataan keinginan
Contoh : Saya ingin sampah yang sudah penuh itu dibuang.
6) Rumusan saran
Contoh : Bagaimana kalau sampah yang sudah penuh itu dibuang?
7) Persiapan pertanyaan
Contoh : Kamu mau membuang sampah yang sudah penuh itu?
8) Isyarat kuat
Contoh : Melihat sampah yang sudah penuh itu, ruangan ini kelihatan berantakan.
9) Isyarat halus
Contoh : Ruangan ini kelihatan berantakan.
Berdasarkan
bentuk ujaran di atas, termasuk bentuk ujaran apakah kalimat tanya
tersamar yang memiliki maksud dan tujuan menyuruh?
d. Mengajak
KONTEKS
: BANU INGIN SEKALI MENGIKUTI SEMINAR KEWIRAUSAHAAN TETAPI ACARANYA
HARI MINGGU DAN IA INGIN MENGAJAK SETYO UNTUK MENEMANINYA.
Kalimat tanya : Dapatkah kamu menemaniku ikut seminar kewirausahaan minggu ini?
e. Menyindir
KONTEKS
: RITA DAN SANTI MENDAPAT UNDANGAN MAKAN MALAM DARI PIMPINANNYA. KETIKA
RITA MENJEMPUT SANTI UNTUK BERANGKAT BERSAMA TETAPI TIBA-TIBA SANTI
KELUAR DARI KAMARNYA DAN MEMAKAI BAJU KEBAYA, KEMUDIAN RITA MENYINDIR
PENAMPILAN SANTI.
Kalimat tanya : Bagus benar bajumu untuk ke acara makan malam. Apakah kamu sudah mengaca?
f. Meyakinkan
KONTEKS
: SINAR KELAS XII SMK. IA MENGIKUTI TES LOWONGAN PEKERJAAN YANG
DIADAKAN SEKOLAH. SETELAH DIUMUMKAN IA DITERIMA DI PERUSAHAAN OBAT DI
JAKARTA DENGAN GAJI 2 JUTA PERBULAN TETAPI IA TIDAK INGIN MENGAMBIL
KESEMPATAN ITU.
Kalimat tanya : Mengapa masih bingung? Apakah kamu sudah yakin tidak mengambil kesempatan itu?
g. Menyetujui
KONTEKS
: RUDI INGIN SEKALI MENJADI PENYIAR RADIO. HARI INI ADA TES PENYIAR
RADIO YANG DI ADAKAN SEKOLAH TETAPI KETIKA MINTA IZIN, ORANG TUANYA
HANYA DIAM DAN TIDAK MEMBERI JAWABAN.
Kalimat tanya : Katanya mau jadi penyiar radio. Kenapa masih di rumah?
h. Menyanggah
KONTEKS : MIRNA DITUDUH MENGAMBIL BUKU BAHASA INDONESIA SANTI. IA MENYANGGAH TUDUHAN SANTI.
Kalimat tanya : Siapa yang mengambil bukumu? Untuk apa? Aku sudah memilikinya.