- Ada uang abang disayang, tak ada
uang abang melayang.
Hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.
- Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.
Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
- Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan.
Susah senang ditanggung bersama.
- Adat pasang turun naik.
Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
- Air beriak tanda tak dalam.
Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
- Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.
- Air tenang menghanyutkan.
Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu
pengetahuan dalam pikirannya.
- Air yang tenang jangan disangka tidak berbuaya.
Orang pendiam jangan disangka pengecut atau penakut.
- Alang berjawab, tepuk berbalas.
Kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan pula.
- Alu patah lesung hilang.
Terus menerus dirundung malang.
- Angan menerawang langit.
Mencita-citakan segala sesuatu yang tinggi-tinggi.
- Angguk bukan, geleng ia.
Lain di mulut lain di hati.
- Bagai ayam kehilangan induk.
Ribut dan bercerai karena kehilangan tunpuan.
- Bagai baling-baling di atas bukit.
Orang yang tidak teguh pendirian.
- Bagaikan burung di dalam sangkar.
Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
- Bagaikan abu di atas tanggul.
Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.
- Bagai kera diberi kaca.
Memberikan barang kepada orang bodoh yang tidak tahu cara menggunakannya.
- Bagai lampu kekurangan minyak.
Orang yang hidupnya kekurangan.
- Bagai udang tak tahu bungkuknya.
Orang yang tdak mengakui kekurangannya.
- Banyak habis sedikit sedang.
Cukup dan hematnya tergantung kepada hemat dan borosnya.
- Bayang-bayang sepanjang badan.
berbuat sesuatu menurut keadaan dan kemampuannya.
- Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.
Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
- Berbilang dari esa, mengaji dari alif.
Mengerjakan sesuatu hendaknya dari permulaan.
- Berjalan sampai ke batas berlayar sampai ke pulau.
Segala sesuatu jangan sampai terbelangkai baik pelajaran maupun pekerjaan.
- Beroleh sehasta hendak sedepa.
Mendapat sedikit tapi mengingikan banyak.
- Besar pasak daripada tiang.
Pengeluaran lebih besar daripada pendapatan.
- Biar kalah sabung, asal menang sorak.
Orang yang menuruti hawa nafsunya.
- Biar putih tulang jangan putih mata.
Lebih baik mati daripada mendapat malu.
- Cacing hendak menjadi ular naga.
Orang kecil meniru kelakuan orang besar.
Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
Membagi sama adil, memotong sama panjang.
Jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat
sebelah.
Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.
Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
Tong kosong nyaring bunyinya.
Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.
Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.
Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak
bicara seolah-olah tahu banyak hal.
Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.
Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.
Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.
Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.
Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa
juga.
Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.
Seiya sekata dalam semua keadaan.
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.
Jauh di mata dekat di hati
Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.
Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang
mengalaminya.